"Bahagia itu bukan pemberian melainkan sebuah pilihan."
itu yang saya percaya.
Maaf jika kita berbeda, tapi setidaknya jika kamu mau, kamu bisa singgah dan duduk sejenak menikmati secangkir teh dengan perasan jeruk lemon karena saya tidak segan untuk menjelaskan padamu perihal "Bahagia itu pilihan.". Jadi begini, saya memilih untuk bahagia, menyingkirkan semua luka dan perih. Bersemayam dalam ketakutan dan menyalahkan orang lain tidak lagi menjadi opsi saya dalam hidup. Kurang lebih setahun yang lalu saya memutuskan untuk bahagia karena pelajaran yang paling berharga sudah saya dapatkan from the worst feelings I felt in my life:
Dulu kerap saya memilih untuk melihat hal terburuk dari saya sendiri dan membandingkannya dengan hal terbaik yang dimiliki orang lain, hasilnya? saya tidak bahagia.
Dulu saya memilih untuk meletakkan kebahagiaan saya pada orang lain. Hasilnya? ketika orang tersebut pergi maka kebahagiaan saya terbawa bersamanya.
Dahulu selalu saya menghancurkan hidup saya sendiri dengan memilih mengikat diri dan berdiam di masa lalu tanpa mau memikirkan masa depan saya sendiri. Hasilnya? lagi-lagi saya tidak bahagia.
ya, tanpa disadari saat itu saya sendiri yang memutuskan untuk tidak bahagia, terseret dalam rasa sedih, mencari kambing hitam untuk disalahkan atas ketidak bahagiaan saya. Membenci Tuhan karena merasa kasih yang diberikanNya untuk saya berbeda dengan orang lain.
Then at some point I feel this is enough. Saya mulai mencari apa yang salah dalam diri saya daripada mencari pembenaran dengan melimpahkan kesalahan pada orang lain. Yang salah adalah diri saya sendiri, karena memilih untuk membandingkan, memilih untuk membenci, memilih untuk iri, memilih untuk tidak bahagia. padahal saya punya kekuatan untuk menjadi bahagia.
Manusia tidak akan pernah berhenti untuk belajar tentang kehidupan dan saya belajar lagi menjadi bahagia; berhenti mengharapkan orang lain bisa membahagiakan saya because only me have the absolute power of making myself happy. I learn to stop complaining and making excuses, and start making changes. A better version of me.
Saya tidak bisa membuat dunia ini selalu baik dengan diri saya sendiri, tapi setidaknya saya punya kekuatan dan pilihan untuk menjadi baik kepada diri sendiri dan orang lain. Maka dari itu saya memilih untuk bahagia dengan menjadi baik terhadap diri saya sendiri dan orang lain.
Saya belajar untuk tidak lagi menghukum diri saya sendiri dengan menyesali masa lalu, saya memilih untuk tumbuh dan berkembang lebih baik dari yang lalu karena saya paham bahwa saya berhak bahagia.
Saya belajar bahwa manusia lain tidak dilahirkan untuk memenuhi ekspektasi saya, maka dari itu saya memilih untuk meredam ekspektasi saya dan tidak lagi meletakkan kebahagiaan saya di tangan mereka.
Ingatlah, bahwa bahagia itu pilihan. Jika kamu memilih untuk bahagia maka kamu akan bahagia. What makes other people happy doesn't necessarily make you happy too jadi kamu harus tau apa yang bisa bikin kamu bahagia dan lakukan! Jangan cuma duduk menunggu kebahagiaan akan datang karena itu tidak akan pernah terjadi.
Jalani hidup yang bikin kamu bahagia dan bangga, fill your life with happiness sehingga kamu tidak akan dipenuhi penyesalan kelak karena orang lain yang memilihkan bahagiamu bukan kamu sendiri. Setidaknya minimalisir kalimat "aduh harusnya dulu gue begitu bukan begini." dalam hidup kamu.
Jadi, sudah siap untuk memilih menjadi bahagia?
Regards,
Naj