suatu pagi di stasiun senen
aku membuka kedua kelopak mata
pada suatu pagi yang menurutku masih buta.
Jam 03.06.
dengan langkah terseret memaksakan kaki menuju wastafel
membasuh wajah dengan air dingin
yang mengucur dari keran yang dibuka lebar-lebar.
Jika boleh memilih sebenarnya
aku masih ingin berada di balik selimutku yang hangat
melambungkan mimpi sejauh mungkin di atas tempat tidur
Tapi keinginan ku itu ditekan ketika menyadari
bahwa aku harus pergi menuju stasiun sedini mungkin
agar tidak terlambat naik kereta ke Bandung .
Stasiun Senen
Pagi berdesir, jam 04.50
tidak ada roda yang bergerak di atas rel itu.
Lorong panjang peron terlihat begitu sepi,
beberapa orang yang menunggu kereta datang
terlihat tertidur pulas dengan wajah yang ditutupi koran di atas kursi panjang.
Sebagian membaca surat kabar
dan sebagian tengah menikmati sarapan yang menurut ku masih sangat terlalu pagi,
dan Sebagian tengah berbincang-bincang.
hampir 20 menit menunggu,
rupanya kereta yang akan membawaku ke Bandung mengalami keterlambatan.
aku menarik resleting sweater hingga ke leher.
Digenggaman tangan terdapat karcis
kereta kelas ekonomi jurusan jakarta-bandung.
mungkin karena hujan yang turun deras tadi malam.
Tiba saatnya kereta yang aku tunggu datang,
bergegas berdiri
dan orang-orang yang memang menunggu sedari tadi
mulai berebut melangkahkan kakinya masuk ke gerbong
Kereta itu perlahan menerabas meninggalkan stasiun,
aku melihat Pemandangan melalui jendela yang kacanya pecah dari tempatku duduk.
kereta melaju pelan lalu ,
lalu pelan tapi pasti bergegas memacu dengan kecepatan tinggi
bangunan stasiun dan orang-orang
yang berdiri di stasiun semakin lama semakin menjauh
jauh dan hilang....
0 comments