Powered by Blogger.

Surat untuk Perawan, Maria.

by - 17:49

Maria..

ijinkan aku berada di pelukmu, entah sudah keberapa kalinya aku menemuimu dalam kesendirianmu yang akut. Aku tak mampu menahan lagi raungan emosi yang menggedor pelupuk mata memaksa untuk keluar dan menghardikku menjadi lemah diantara ilalang yang kokoh berdiri diterpa angin senja.

Maria..

kau tahu bagaimana aku, aku adalah aktris. kau bilang, aku dapat memenangkan penghargaan tertinggi dalam kategori "the best Act". hidup ini memang penuh akting, Maria.. aku selalu pintar menjadi yang bukan diriku. aku selalu pintar berganti topeng saat lampu sorot panggung mulai mengarah ke arahku. Aku menghias diriku dengan pakaian yang serba mewah dan senyum yang menggemilang mutiara. tanpa ada yang tahu aku tertatih dan merintih ketika tiba saatnya memasuki ruang ganti dan melepas semua. hanya ada aku yang telanjang dan uraian air mata di wajah yang memucat.

Maria...

aku kesepian, aku sendirian..aku tak pernah meminta yang lain untuk mengerti aku, aku hanya ingin dipahami bukan dimengerti. tak semua orang mampu memahami tapi mereka sudah jelas dengan kapabilitas mereka akan mampu mengerti. Pernah aku berjalan di malam hari menyendiri menatap langit, berharap Tuhan akan turun dari langit dan menjejakkan langitnya ke bumi dengan celana pantalon putih miliknya lalu menggenggam tanganku mengajakku berjalan-jalan sekitar dunia ini.Tapi Tuhan selalu alpa, Ia hanya mengirimkan hujan untuk menemaniku. itu sebabnya aku mencinta hujan.

Maria...

saat ini aku terjebak dalam labirin pikiranku, aku tersesat dan terjebak antara logika dan perasaan. nalarku tak mampu lagi menerima, sedang hatiku menggelepar kesakitan. aku terluka. Maria.. aku teringat akan hal yang kau tawarkan dahulu, bagaimana kita membentuk jaringan kuat untuk keluar dari pertahanan kesedihan dan keterpurukan lewat pemberontakan dari jiwa kita sendiri.Aku mencoba dan gagal..Ribuan sinyal S.O.S kukirimkan, tapi tak ada satupun yang dapat membaca dan mengerti. yang mereka baca adalah aku, si perempuan dengan segala gaya hidup menyenangkan dan tawa yang bertaburan. Aku dikejar arogansi, ia mengancam untuk membunuhku perlahan dan menjadikanku hiasan neraka.

Maria..

Aku hanya ingin dipeluk dan dikecup, aku hanya ingin merasa aku aman. smpaikanlah salamku untuk Tuhan, katakan padaNya, aku merindukan dekapannya. Aku merindukan Tuhan..

Orchard road
30 December 2011
dalam penantian panjang untuk bertemu Tuhan

You May Also Like

0 comments