Dia dan ia (titipan hati)
Ceritakanlah lagi tentang Ia yang mencintai Dia.
aku perempuan gila yang menyandu luka.
sehebat apapun rasa perihnya, aku selalu menikmati.
Kawan baikku adalah kesepian yang hening.
Saudara sedarahku adalah kepingan air mata yang menjelma hujan di senja hari
Guruku adalah helaian waktu yang bercerita tentang kehidupan yang menghilang
Di hari ketika kau memutuskan untuk menitipkan hatimu padaku
percayalah, aku merasakan ketakutan yang sangat hebat
bukan karena aku taku tak bisa menjaganya.
tetapi aku hanya takut jika kelak kau akan ambil kembali hatimu.
Ah, aku dengar racauan teman-temanmu:
"Jangan jatuh cinta pada perempuan gila yang mencandu luka"
mereka boleh mengatakan apapun tentangku
tapi apa yang mereka tahu tentang aku?
Tenang sayang,
aku tak pernah menyimpan dendam pada sesiapun yang menyakitiku
tidak,
hatiku tidak diprogram untuk memendam benci
Tuhan telah membuat hatiku sebegitu luas dan lapang
hingga aku bisa menikmati setiap luka yang diberikan.
bukankah itu salah satu cara Tuhan juga untuk mendewasakan hatiku?
Sayang, serahkan padaku hatimu yang penuh tambal sulam
akan aku perbaiki hingga berfungsi kembali dengan baik.
yakini hatimu padaku.
aku menunggu.
tapi kau tahu bukan jika tiba saatnya nanti
ketika kau tak lagi mampu memilih untuk menitipkan hatimu padaku
maka itulah waktu untukku memilih:
untuk menyelesaikan pekerjaanku dan mencari hati lain yang siap untuk kuperbaiki.
2 comments
Jangan bilang ketika hatiku tersembuhkan, kau pergi mencari hati yg harus kau tambal...lalu bagaimana dgn hatiku?
ReplyDeleteNIce post mba ;)
hai Irma terima kasih, tadi mampir ke blog mu. tulisanmu bagus bagus :)
ReplyDelete