Bumi (Ku)
Semesta memerlukan hujan, tapi apa kalian tahu bahwa yang sangat memerlukan hujan adalah Bumi.
..Dia bumi saya, tempat saya berpijak..
kami tak pernah berbagi kata cinta, tapi satu yang teryakini oleh diri kami sendiri tanpa orang lain harus tahu bahwa: kami saling mencintai. karena saya dan dia yakin bahwa cinta kembali pada merasakan bukan apa yang dikatakan.
Saya menyukai mata sempit cenderung sipitnya, berbeda dengan mata saya yang besar dengan tatapan mengintimidasi, tatapannya bisa membuat saya nyaman untuk tersesat lama didalamnya. Dia pula sumber utama yang mampu membuka kotak kecil di kepala yang berderit kepenuhan dengan kata-kata.
Dia pribadi menyenangkan, beberapa pilihan katanya kerap membuatku tertawa geli, saya menyukainya. kami selalu bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbagi cerita, gelak tawa dan tak jarang juga tangisan yang selalu berakhir dengan sebuah ciuman.
tidak pernah sekalipun dia terlihat bingung. Dia selalu tahu apa yang dia mau dan dia tak pernah takut untuk memutuskan. sama halnya seperti dia memutuskan meminta saya untuk bersedia menyandang gelar “pacar” baginya di suatu malam di sebuah kafe kecil di bilangan Progo, Bandung.
saya yang menyukai hujan dan dia yang tidak menyukai hujan, dia yang sangat terencana dan saya yang spontanitas, saya yang ekstrovert dan dia yang introvert. Dia yang menggemari drama romantis dan saya yang tergila-gila akan film horor, dia bumi dan saya hujan, kesukaan kami yang sama hanya satu: menggilai buku.
Cinta untuk kami adalah pergi bersama menuju kota Bandung, menangkap detail langit senja di tol cipularang, menikmati jajanan kentang arab di jalan Dipati Ukur, mengunyah gehu pedas yang selalu kami sempatkan waktu untuk mampir di pal 3, atau sekedar berleha-leha mengobrol santai sambil nonton tv di apartemen dibilangan ciumbuleuit. sederhana, karena itulah makna cinta yang sebenarnya.
boleh jujur? setiap hari setelah bangun tidur saya selalu memperbaharui cinta saya untuk dia dengan cara jatuh cinta lagi kepada dia. setiap hari setiap paginya saya selalu jatuh cinta pada dia. sekarang pundi cinta saya tak kan terukur dan takkan tertakar nalar manusia,
Saya sangat mencintai bumi tempat saya berpijak. Lalu, bagaimana cerita Bumi tempat kalian berpijak?
0 comments