Powered by Blogger.

it's not a fairy tale

by - 22:02

 



Karena pernikahan tidaklah seindah dongeng.

 

Sebuah tulisan dari seorang ibu anak dua yang saat ini sedang rebahan tentang sebuah pernikahan yang acap kali menjadi “tujuan akhir” kawula muda. foto diambil saat sore hari menemani anak.

Will you marry me?
Siapa yang tidak bahagia jika pasangannya bertanya hal tersebut? Saya mah bahagia banget dulu, langsung deg-degan, idung kembang kempis kaya kerupuk, senyum mengembang kaya adonan roti.

Di pikiran saya terbersit banyak hal yang indah, dan perasaan "akhirnya dinikahin juga" karena sejujurnya faktor iri pada kawan-kawan yang sudah nikah duluan juga menjadi salah satu faktor saya pengen banget nikahnya cepat.

Di pikiran saya adalah kebahagiaan. Saya pasti akan bahagia dengan menikah, dan usai sudah tujuan hidup saya, mau apalagi? Kan akan menikah pasti bahagia. Happy ending.
But yeah fairy tale endings don’t exist. At least not in the way we think. After we got married, i thought everything’s will okay and settled. but nah! it doesn't like that.

justru kami dihadapkan oleh berbagai macam issues; mulai dari masalah finansial yang belum stabil, emosi kami yang masih turun naik, sampai titik dimana there were suddenly a million things I wanted to change about him. Yang tadinya pas pacaran tidak keliatan: the way he made empty promises to do chores, posisi tidur yang ajaib, cara makannya, the way he dealt with problems etc

Ya saya pikir dengan pacaran kurang lebih satu setengah tahun, saya sudah banyak tahu tentang dia, tapi ternyata tidak. Yang saya ketahui hanya permukaannya saja, sama seperti dia yang hanya tau permukaan saya saja. Entah kenapa ketika pacaran, kita semua terkadang cenderung menunjukkan sifat yang bagus sehingga ada culture shock ketika baru menikah dan mengetahui sifat asli dari pasangan.

My expectations of marriage were drowning me in disappointment. I’d become one of those women who want to “fix” their husbands. It was making both of us miserable. It occurred to me that I was feeling this way because I was scared out of my mind.

“Kok bisa2nya saya hidup sama orang yang ninggalin handuk basah di tempat tidur?? Yang kalo abis masak itu dapur berantakan kaya kapal pecah & ga mau diberesin lagi?! Yang ga bisa baca pikiran saya?!”

Pun dengan perbedaan prinsip yang tiba-tiba muncul, padahal pas pacaran biasa aja, bukan sebuah issue yang besar tapi setelah menikah jadi hal yang sangat besar dan lelah sekali. At some point I had this kind of feeling that this is not what I want. I want a fairytale, then i'm questioning a lot of things that time:

kemana semua kebahagiaan pernikahan yang seperti di dongeng?

kenapa ga ada yg ngasih tau saya kalau ternyata menikah itu ribet, kalau ternyata orang yang kita pikir udah kita kenal betul dan ketahui luar dalam sebelumnya ternyata tetap punya sisi yang tidak kita ketahui, kenapa ga ada yg cerita kalau menikah itu bukan tujuan akhir seperti di dongeng kebanyakan?

kenapa ga ada yg ngasih tau kalo pernikahan itu melelahkan? Kenapa ga ada yang ngasih tau bahwa pernikahan adalah tentang sebuah kerja sama? Kenapa ga ada yg bilang kalo finansial itu penting banget dalam pernikahan bukan malah mendesak untuk nyuruh kita nikah terus bilang “tar juga ada rejekinya

Pun ternyata pikiran saya salah bahwa menikah bukanlah akhir dari cerita hidup. The thing is, your story doesn’t end when u get married, nor does it begin. It continues just as your life has always continued.

It’s all very sweet and romantic to think about when you are in love with someone. But marriage isn’t about being with someone you're madly in love with because you happen to only see their best traits.

Marriage.
It’s scary.
It’s messy & unpredictable.
Yet it’s fun (for some people)
Jangan berharap happy ending seperti fairy tale. Mungkin ada tapi tidak banyak, perlu kerja sama dan kerja keras dua belah pihak didalamnya untuk berada dalam akhir cerita seperti di dongeng.

Because for me marriage is about being with a person who is as complex and imperfect as u are, and accepting them for it no matter what. Tapi tetap berusaha untuk menjadi lebih baik hari demi hari nya.

Marriage is not the formula to make everything perfect. Rather, it's a decision to build a life with someone and grow together spiritually. It won't be easy, but it will be interesting. Marriage it’s not about fairy tale. But it’s about trust, communication, loyalty, respect each other and commitment.

“Till the death do us part”
Are u ready for this?


Regards,

Naaj Wicaksono

You May Also Like

0 comments