2016 - Hujan Di Senja

one of my favorite spot in my house

Cari rumah seperti cari jodoh?

Ah, i couldnt agree more!

Jadi setelah hampir 2,5 tahun kesana kemari, sempat ngekost di cikoko, sewa flat di tebet sampai sewa rumah di bekasi pada akhirnya tahun ini alhamdulillah kebeli rumah yeay!

Jadi saya mau cerita nih tentang proses pencarian rumah yang sempat bikin kami pusing dan perjuangan kami cari rumah sangat tidak mudah. Tapi benar loh ternyata kata orang yang bilang cari rumah itu kaya cari jodoh, jadi cocok-cocokkan harus pas dihati dan yang penting pas di dana sih hehe.

Jadi kurang lebih satu setengah tahun yang lalu kami mulai berpikir untuk membeli rumah, suami saya paling concern masalah rumah karena dia ga mau sewa rumah kelamaan atau numpang sementara di rumah mertua. Rumah untuk kami menjadi hal yang sangat penting karena bukan hanya sebagai tempat dasar membangun karakter dan emosional tetapi juga merupakan tempat pulang yang nyaman dalam kondisi apapun. Maka dari itu saya bersemangat sekali ketika suami saya mengajak untuk survey tentang harga rumah dan lokasinya.

Jadi kami mulai deh perburuan kami dengan browsing di internet, datang ke pameran-pameran property dengan untuk mengumpulkan brosur tentang harga juga lokasi perumahan di jabodetabek. Dan tidak dipungkiri ya harga rumah di Jabodetabek pada 2 tahun terakhir memang naik nya luar biasa, bisa 100%. bayangkan saja ada rumah seluas 70m dengan harga satu milyar lebih, waw! sekalipun ada yang terjangkau tapi ya di daerah sangat minggir sekali tanpa fasilitas yang memadai dan dengan kualitas bangunan yang kalau saya bilang sekali ketok langsung retak. Melihat fenomena harga yang tidak wajar itulah yang pada akhirnya mengurungkan niat kami beli rumah di Jabodetabek dan mengalihkan pilihan kami pada kota Bandung dan sekitarnya yang harganya masih masuk akal.

Tapi ternyata setelah survey di bandung akhirnya kami pun membatalkan rencana membeli rumah disana. Pertimbangannya Karena agak berat buat saya dan suami untuk pisah kota dan hanya bertemu setiap sabtu minggu, lagi juga kasian Kinandari kalau cuma seminggu sekali ketemu ayahnya. Sempat berhenti tuh survey sana sini, karena udah hopeless. Tapi akhirnya kami semangat lagi buat cari rumah. Selain karena kehadiran kinandari, pertimbangan kami juga karena udah cape pindah sana sini.

Akhirnya dengan modal nekat, dana di tabungan yang seadanya dan pemikiran "kalau pusing masalah harga melulu kapan belinya? mau ngontrak terus emangnya? nanti duit habis!" kami pada akhirnya nekat memutuskan membeli sebuah rumah dengan luas 104m di daerah Galaxy, bekasi. Kami milih bekasi karena selain posisinya ditengah-tengah dekat Jakarta dan bandung -ini penting karena sebulan sekali kami pasti ke Bandung mengunjungi orang tua dari suami- juga karena harga rumah nya alhamdulillah masih tergolong reasonable.

Kami bersyukur banget karena akhirnya bisa menemukan rumah yang tepat untuk kami. Kaya ketemu jodoh aja, semua langsung dilancarkan sama Tuhan. Kalau Tuhan sudah berkehendak kita memiliki rumah itu maka ya jadilah rumah itu milik kita walaupun pada awalnya ada sedikit rasa kesulitan dengan harganya, tapi yakin deh kalau udah jodoh mah pasti Tuhan akan melancarkan rezeki kita untuk memilikinya.

sekadar tips saja, kalau mau membeli sebuah rumah selain lihat dana juga lihat lokasinya, saya keukeuh mau di Bekasi karena memang dekat dengan Jakarta dan Bandung selain itu juga fasilitas seperti sekolahan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pasar dll itu sangat lengkap di tempat tinggal saya jadi tidak perlu jauh-jauh kalau ada keperluan. Tidak perlu ngoyo juga untuk membeli rumah karena kalau memang sudah rejekinya pasti bisa kebeli. Perhatikan juga track record developernya, ini termasuk penting biar kedepannya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Jadi gimana, sudah ada rencana untuk membeli rumah juga? atau pernah punya pengalaman yang seru tentang perncarian rumah? yuk share sama-sama di kolom komen. Cheers.

Regards,

Naaj

2 comments

1 comments

3 comments

This shoes belong to one of my best friend, yang siang ini saya temui di salah satu kedai kopi di bilangan MT Haryono, Jakarta Selatan. Gloomy, itu satu kata yang pas untuk menggambarkan dia hari ini, sesuai dengan hujan yang sedang turun diluar. Dengan rokok yang menempel di jemarinya dan asap tembakau yang menguar di udara, percakapan pun dimulai.

“cinta gue tuh kaya foam nya starbucks awalnya doang ada di atas, semakin gue jalanin lama-lama abis.”

dia sedang dalam pencarian untuk menemukan; Jati diri dan cinta. Perjalanannya tidak mudah, dan sekarang dia lagi kehilangan semuanya secara bersamaan. Pernah merasakan tidak bebas menjadi diri sendiri demi disukai orang lain? demi bertahan dalam sebuah hubungan lalu merubah kepribadian kita menjadi orang lain yang bukan diri kita sendiri? sekarang dia dalam posisi itu. She’d lost her own identity. She tired of being someone else and didn’t know how to deal with it.

intinya dia terpaksa mencintai untuk dicintai, sehingga memaksakan diri menjadi orang lain dengan tujuan agar disukai sama pasangannya. Semua serba maksa sih ujung-ujungnya. Dia yang saya kenal itu selalu suka pakai sneakers dengan celana jeans dan kemeja kebesarannya, rambut dikucir, gaya bicara dan ketawa yang nyablak dan apa adanya, kulit wajah hampir tidak tersentuh makeup. Lalu ketika dia bersama pasangannya, semuanya digantikan dengan high heels, rok mini, rambut digerai, wajah full make up, senyum tipis mengembang. Bukan dia banget deh pokoknya, tapi semua dia lakukan biar pasangannya betah sama dia karena perempuan “seperti itu” lah yang jadi tipe kesukaan pasangannya.

“that’s all fake! I couldn’t be my self, Mi!”

menjalani hubungan yang tidak sehat dengan ngorbanin diri sendiri supaya jadi sosok yang disukai orang lain sampe kita sendiri kehilangan jati diri menurut saya kurang bijak. Gini deh, hidup itu kan cuma sebentar jadi buatlah diri sendiri senang terlebih dahulu, ga perlu bertahan dalam suatu hubungan yang bikin kita jadi mengorbankan banyak hal. Once you make yourself happy then hubungan yang baik pun pasti datang kok ke kita. Please eliminate drama in our life.

“gue cuma pengen bahagia Mi…”

Sure, just close relationships require sacrifice because you can’t please everyone. Go out, buy the good records and eat cheese pizza, go please yourself first because you deserve the best in your life.

NAAJMI

Pages

Follow Me

Press

Blog Archive