Powered by Blogger.

Day 4 - Depression is more of being sad. It's emptiness.

by - 18:20


Banyak orang bertanya apa yang saya rasakan saat depresi menghantam saya kembali. Bukan perasaan patah hati bukan juga kesedihan yang teramat sangat, melainkan rasa hampa yang tidak ada akhirnya. Perasaan yang tidak bisa saya jelaskan. Terlalu lelah, saya ga bisa konsentrasi, kebanyakan diam dengan pikiran kosong. Tidak ada keinginan untuk makan, tidka ada keinginan untuk bertemu orang lain. Seringkali saya menarik diri dari lingkungan ketika saya sedang depresi, karena saya ga mau depresi saya nular ke orang lain atau bikin semua orang terkontaminasi energi negatif saya. 

Saat depresi menyerang biasanya saya hanya akan berada dirumah. Menghabiskan waktu dikamar dengan tidur. Karena tidur adalah pelarian terbaik. Saya hanya ingin terlelap karena bangun dari tidur dan bertemu orang banyak adalah sebuah perjuangan dan sesuatu yang saya hindari. menghabiskan waktu di kamar dalam diam dan hening, terkadang saya merebahkan diri di lantai sambil memandang langit-langit kamar dengan pikiran kosong. Ada juga saat dimana saya hanya melihat ke arah luar jendela kamar dan memperhatikan anak-anak bermain di luar. Tidak jarang saya menemukan diri saya menangis sambil jalan mondar-mandir di kamar, entah menangis untuk apa, mungkin menangis lelah karena keadaan yang tidak bisa saya jelaskan.

Biasanya saya menolak keluar kamar atau menolak ajakan kawan untuk pergi keluar agar perasaan saya baik-baik saja, karena tidak akan baik-baik saja. Saya pernah memaksa diri saya untuk pergi keluar rumah dan menemui kawan-kawan, tapi apa yang terjadi? saya hanya duduk diam dengan pikiran yang mengembara jauh. Terkadang menangis di tengah keramaian dan sekuat tenaga menyembunyikan tangisan hanya karena saya tidak mau terlihat aneh. Satu kejadian yang membuat saya trauma adalah ketika saya tiba-tiba menangis tanpa sebab dalam diam di tengah keramaian dan kawan saya meninggalkan saya serta bilang "freak banget sih lo, kenapa sih?" itu terjadi 9 tahun lalu tapi membawa dampak yang sangat besar untuk saya hingga saat ini.

Sampai pada akhirnya dulu ketika depresi saya memaksakan diri untuk terlihat normal, untuk tetap tersenyum dan tertawa dengan perasaan hampa dan ternyata berpura-pura menjadi baik-baik saja justru lebih menyakitkan. I'm not okay. Sejak saat itu saya memutuskan untuk masuk ke dalam "gua" ketika depresi datang. Menjaga jarak dengan keluarga dan kawan adalah cara terbaik untuk tenggelam dalam depresi. Yea, I pushed them away from me

Hari akan terasa sangat panjang jika depresi saya menyerang. Saya ga bisa merasakan apapun, mati rasa. Banyak kawan bertanya apa yang salah dengan hidup saya? padahal segala sesuatunya terlihat baik-baik saja lantas kenapa depresi? Tidak, tidak ada yang salah dengan hidup saya. Semua menyenangkan dan begitu baik. Tidak ada yang salah ataupun kurang. Ini karena mental issues yang saya miliki.

Lelah.

itu yang saya rasakan. Ada keinginan untuk mengakhiri hidup, tapi selalu saya urungkan. Dulu saya tidak segan melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 3x, tapi sekarang saya mempunyai alasan untuk bertahan dan berjuang: Parasayu dan Kalehandra. Saya akan terus berjuang melawan, saya ingin anak-anak saya mempunyai ibu yang menjalankan fungsinya dengan baik, ibu yang selalu ada untuk mereka, ibu yang selalu menjadi tempat pulang mereka. Mereka yang membuat saya bertahan dan akan selalu bertahan. Mudah-mudahan saya tidak menyerah dengan kelelahan.


Regards,

Naj





You May Also Like

1 comments

  1. Sepertinya saya sedang berada diposisi ini. Gak tau apakah ini depresi atau apa, seperti ingin pulang tapi entah pulang ke mana; tersesat.

    ReplyDelete