Powered by Blogger.

Day 6 - memaafkan diri sendiri

by - 13:29

Sabtu, 

6 Juli 2019

Jam menunjukan pukul 4 pagi ketika saya menggelar karpet meditasi. Jam 4 pagi merupakan waktu yang tepat untuk saya melakukan meditasi, sunyi sekeliling. Saya duduk diatas karpet karet dan mulai berkonsentrasi, menutup mata, meditasi dimulai. Kurang lebih 30 menit saya mendapat kedamaian lewat meditasi. Selesai meditasi saya merebahkan diri, menatap langit-langit rumah, memikirkan sesuatu. Sudah berapa ikhlas saya memaafkan diri saya?

Saya ingat persis, selalu merasa tidak berharga. Trauma membawa saya pada kesimpulan bahwa saya selalu merasa tidak pernah dicintai penuh oleh siapapun. Saya tidak berhak meminta cinta dari siapapun karena saya tidak pantas dicintai. Saya selalu merasa bahwa saya sering melakukan kesalahan yang membuat orang lain bahkan orang tua sendiri membenci saya. Apakah saya sudah memaafkan diri saya ketika dulu sering menyakiti orang lain lewat perkataan dan tindakan yang sengaja dilakukan dengan tujuan merendahkan mereka agar membuat saya merasa lebih baik?

Segala sesuatu berputar kembali di otak. saya ingat sebuah wisdom dari seorang Lama Yeshe

“Be gentle first with yourself if you wish to be gentle with others.”

Ya kita semua manusia melakukan kesalahan. Seringkali seseorang tersakiti lewat perkataan dan tindakan kita. Terkadang kita membawa beban kesalahan yang kita lakukan karena kita belum memaafkan diri kita atas hal yang kita lakukan, kemudian beban itu terasa semakin berat. Alhasil kita kerap menghukum diri sendiri lewat kesedihan dan penyesalan, walaupun orang yang kita sakiti sudah memaafkan tapi tak jarang kita yang belum memaafkan diri sendiri. 

Memaafkan diri sendiri untuk saya tidak semudah memaafkan orang lain. kenapa tidak mudah? karena kita berhadapan dengan diri sendiri. saya ingat persis yang saya lakukan untuk memaafkan diri sendiri dan terbebas dari beban adalah menyadari dan menerima.

menyadari bahwa saya melakukan kesalahan, kemudian menerima kenyataan bahwa manusia tempat melakukan kesalahn namun manusia dapat belajar dari kesalahannya dan berkembang menjadi manusia yang jauh lebih baik lagi. Bahwa setiap manusia berhak mempunyai kesempatan kedua untuk menjadi lebih baik. Lewat hal tersebut pada akhirnya saya ikhlas memaafkan diri sendir dan semua beban terangkat pelan-pelan, setidaknya saya berpikir bahwa memaafkan diri dilakukan untuk kedamaian hati diri saya karena saya ingin tumbuh dan bekembang jauh lebih baik lagi. At least we all deserve to give ourselves the gift of forgiveness to live lighter and happy.


Regards,


Naaj

You May Also Like

0 comments