Kursi Tua Opa
Letaknya tepat di samping perapian. Bersebelahan dengan rak buku dan jendela yang menghadap ke Barat tepat arah beranda depan.
Tidak boleh diduduki. Pamali, itu kursi mendiang Opa, kata Oma.
Tidak ada yang berani mendudukinya
Karena setiap malam selalu terdengar suara orang menangis dari kursi tersebut
Bahkan saudaraku yang terkenal nakal pun tidak berani dekat-dekat
Takut ketulah, jawabnya.
Itu kursi angker, lanjutnya dengan mimik muka yang dibuat seram tapi terlihat konyol bagiku
Suatu malam, sehabis dari kamar mandi
Aku dengar decitan dari ruang perapian
Kulihat punggung kursi itu menangis Sedih sekali.
dan meracau Merasa sendiri sejak tuannya tiada, tak ada satupun yang berani mendekati apalagi mendudukinya, padahal ia kangen hangat pantat yang membuatnya merasa berarti menjadi sebuah kursi yang nyaman. Aah kasihan, dia butuh teman, tangisannya tiap malam justru malah makin membuat orang menjauh takut, padahal yang ia butuhkan nilainya sebagai kursi yang nyaman, kembali.
Kudekati, lalu kusentuh bahunya
Duh, ia kaget dan terjungkal
Menatapku ketakutan. jangan takut, bolehkah aku duduk diatasmu sambil tertidur? Tanyaku. Kursi sesenggukan sambil tersenyum, ada nyala bahagia di mata tuanya
Besok pagi satu rumah gaduh,
aku tertidur di atas kursi goyang yang memelukku
0 comments